Minggu, 05 Juni 2011

BAB I I


BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.    Deskripsi Teoretis    
Teori-teori yang akan dipaparkan dalam kajian pustaka ini berkaitan dengan penelitian tindakan yaitu meliputi 1) tinjauan tentang menulis, 2) pembelajaran menulis, 3) menulis pantun, dan 4) permainan kalimat berantai.

1.         Tinjauan  Menulis
a.    Pengertian Menulis
Pada hakikatnya keterampilan menulis terkait dengan keterampilan berbahasa yang lain yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara dan keterampilan membaca. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak langsung datang dengan sendirinya melainkan harus banyak dilakukan dengan latihan dan praktik secara langsung. Suyitno (1985:40) mengungkapkan bahwa menulis adalah keterampilan seseorang untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan sikapnya ke dalam bahasa tulis.
b.    Tujuan Menulis
Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan, tetapi karena tujuan itu sangat beraneka ragam, maka perlu diperhatikan kategori tujuan menulis yaitu memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, mengutarakan atau suatu mengekspresikan perasaan dan emosi yang berpai-api (Tarigan 1986:23).
c.    Fungsi Menulis
Banyak sekali manfaat atau keuntungan yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis. Menurut Tarigan (1986:22), menyebutkan beberapa fungsi menulis bagi pelajar: (1) menulis memudahkan pelajar untuk berpikir kritis, (2) menulis memudahkan untuk merasakan dan menikmati hubungan kemanusiaan yaitu sistem tempat penulisan dan pembaca bersatu dalam berbagai pengetahuan, nilai-nilai prespektif dalam suatu masyarakat., (3) menulis memperdalam daya tangkap, (4) menulis memecahkan masalah-masalah yang dihadapi,  (5) menulis menyusun pengalalamanan. (6) Menulis dapat membantu menjelaskan pikiran pikiran kita apa yang kita rasakan,masalah dan kejadian yang kita hadapi.

2.    Pembelajaran Menulis
Pembelajaran menulis adalah sebuah proses yang dapat tidak diperoleh secara tiba-tiba tapi memerlukan tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan tingkat kelas dan kesulitan serta jenis dan bentuk tulisan. Hairuddin,dkk. (2007:3-28). Sejalan dengan hal tersebut maka pembelajaran menulis permulaan sangat penting karena sebagai dasar untuk pembelajaran menulis berikutnya. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Menyatakan hendaknya siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis dan memiliki kegemaran menulis.
Kemampuan adalah kesiapan atau kesanggupan seseorang       menggunakan bahasa yang menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa,  Kamus Besar Bahasa Indonesia. Berikut dikemukakan beberapa batasan tentang kemampuan oleh beberapa ahli diantaranya:
kemampuan diartikan sebagai suatu kesanggupan atau kecakapan seseorang untuk melakukan sesuatu Munyanto (1975).
Kemampuan didevinisikan sebagai kesanggupan seseorang dalam memecahkan masalah. Zondan (Tarigan : 1986). Berdasarkan batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau kesiapan siswa untuk mengerjakan tugas yang diwujudkan melalui tindakan untuk meningkatkan hasil belajarnya. Dalam hal ini merujuk pada judul penelitian maka kemampuan yang dimaksud  adalah kemampuan menulis pantun.

3.   Menulis Pantun
a.    Ciri-ciri Pantun
Pada dasarnya tulisan sastra itu memiliki jenis yang beragam seperti cerpen, novel, roman, puisi, pantun, syair dan dongeng. Pantun merupakan salah satu karya sastra Melayu yang sampai sekarang masih dikembangkan. Kata pantun mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik. Pantun juga berarti sindiran.
Menurut Zaidan Hendy (1990), pantun mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) tiap bait terdiri atas empat baris kalimat, 2)tiap bait terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata, 3) baris pertama dan kedua disebut sampiran dan baris ketiga dan keempat disebut isi, sampiran melukiskan alam dan kehidupan sedangkan isi pantun berkenan dengan maksud pemantun, 4) bersajak  ab- ab atau aa-aa, artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, di samping itu 6) tiap bait pantun selalu dapat berdiri sendiri, kecuali pada pantun berkait, 7) pantun yang baik, bermutu ada hubungannya antara sampiran dan isi. (dalam http:/gora.edublogs.org/201101/09kompetisi-nasional-guru-inovatif-2011/)
Contoh pantun :      
Angkat kaki hindari batu
Silau mata bersinar-sinar
Tidak baik melawan guru
Karna beliau setia mengajar
b.   Karakreristik Pantun
Pantun adalah sebuah puisi lama yang amat memperhatikan aspek kebahasaan, sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa pantun adalah bahasa yang tersaring penggunaannya . Artinya, pemilihan bahasa itu terutama aspek diksi telah melewati seleksi ketat, dipertimbangkan dari berbagai sisi baik yang menyangkut unsur bunyi, bentuk, dan makna yang semuanya harus memenuhi persyaratan untuk memperoleh efek keindahan . Dengan kata lain keberhasilan sebuah pantun tergantung dari keberhasilan pemilihan kata dan susunan kata menjadi larik-larik pantun sebagaimana contoh pantun yang dikemukakan di atas.
Dari contoh tersebut dapat dideskripsikan beberapa unsur pantun antara lain : 1). Aspek bunyi. Bunyi merupakan hal yang penting yang menentukan keberhasilan pantun sebagai  sebuah karya seni. Pantun dipandang sebagai permainan bahasa lewat seleksi kata-kata. Persajakan atau rima pola perulangan bunyi yang sengaja ditimbulkan dan didayakan lewat untuk mencapai keindahan, merdu dan enak didengar. 2). Unsur kata. Kata-kata adalah pengunsurmakna yang utama dan sekaligus penyedia warna keindahan sebuah pantun. 3). Sarana retorika. Sarana retorika merupakan unsur yang   efektif untuk memperindah stile sebuah teks pantun dan kesastraan pada umumnya . Sarana retorika dimaksudkan untuk lebih menggayakan dan menghidupkan pengekspresian serta untuk memperoleh efek khusus yang bernilai lebih. Nurgiyantoro ( 2005 : 312-330)

1.    Permainan merangkai kalimat
Dalam proses kegiatan belajar mengajar diperlukan berbagai metode, teknik, pendekatan, media dan strategi. Hal tersebut diperlukan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil mencapai tujuan. Kehadiran  strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam memperlancar proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Salah satu strategi pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa adalah dengan menggunakan permainan. Permainan adalah melakukan kegiatan untuk mendapatkan kesenangan/kegembiraan . Imam Taufik (2010:741). Dengan permainan siswa akan merasa senang sehingga pembelajaran akan bermakna.
Salah satunya adalah permainan merangkai kalimat. Merangkai dapat diartikan sebagai kegiatan menggabungkan banyak bahan sehingga menjadi kesatuan yang utuh. Imam Taufik (2010:873).
Permainan pada hakekatnya merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh ketrampilan tertentu dengan cara menggembirakan. Kapita Selekta (2007:170).
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia permainan yang dimaksud adalah permainan Bahasa yang artinya teknik pengajaran Bahasa dengan cara mengembirakan untuk melatih ketrampilan berbahasa tertentu. Soeparno (1998:60).
Ciri utama permainan yang membedakan dari bermain adalah adanya peraturan dan aturan itu harus di setujui dan ditaati oleh semua pemain.  Demikian juga halnya dengan  permainan kalimat berantai, dimana siswa dibagi menjadi kelompok –kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Setiap kelompok diberi tema pantun yang yang sama. Cara permainannya adalah, siswa yang mendapat giliran pertama berhak menuliskan larik pertama di lembar kertas yang diberi oleh guru, kemudian siswa yang kedua melanjutkan menuliskan larik kedua, dan seterusnya hingga terbentuk satu bait pantun. Masing-masing kelompok berkompetisi untuk menjadi pemenang. Kelompok yang cepat menyelesaikan pantunnya segera mengumpulkan ke depan kelas dengan nama kelompoknya . Pemenangnya adalah kelompok yang berhasil selesai duluan dan hasil pantunnya sesuai dengan syarat-syarat pantun.
Dari uraian di atas yang dimaksud dengan menulis pantun dengan permainan merangkai kalimat adalah suatu pembelajaran yang menggunakan strategi permainan  yang menuntut seluruh siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran tetapi dengan cara yang menyenangkan sehingga pembelajaran akan bermakna dan bisa mencapai tujuan. Dengan permainan merangkai kalimat guru dapat menciptakan proses belajar mengajar yang lebih menarik.
B. Kerangka berfikir

C. Hipotesis Tindakan
          Hipotesis tindakan yang diajukan  dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan mengoptimalkan penggunaan permaian merangkai kalimat dalam pembelajaran maka kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri 1 Perampuan Kecamatan Labuapi dapat meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar